Warga Imbas Perbaikan Jalan Minta Kompensasi Jika Pekerjaan Tak Kunjung Rampung

Warga Imbas Perbaikan Jalan Minta Kompensasi Jika Pekerjaan Tak Kunjung Rampung

Foto: Warga meminta perbaikan Jalan Sultan Sahrir Kota Metro segera diselesaikan. Apabila melebihi waktu yang ditentukan mereka menuntut untuk diberikan kompensasi.-(MH Naim)-

RADARMETRO - Pekerjaan proyek perbaikan Jalan Sultan Sahrir, Kelurahan Tejoagung, Kecamatan Metro Timur, tiba-tiba berhenti. Hal itu dikhawatirkan dampak yang ditimbulkan akan lebih meluas.

Untuk itu, warga meminta agar pekerjaan dipercepat sesuai dengan rencana sebelum batas waktu yang telah ditentukan. 

Apabila tak kunjung selesai, warga di sepanjang jalan terdampak pembangunan meminta kompensasi kepada Pemerintah Kota Metro.

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua RT 14 Kelurahan Tejoagung Dedi Heri Andriyansyah saat dikonfirmasi radarmetro.disway.id pada Sabtu (7/10/2023).

Dedi mengaku dirinya telah menerima keluhan dari warga serta pedagang di sepanjang Jalan Sultan Sahrir terkait perbaikan yang tak kunjung selesai.

Mereka khawatir proyek tersebut akan berhenti di tengah jalan sebelum terselesaikan. Hal itu jelas akan memperburuk keadaan di wilayah tersebut.

BACA JUGA:Basahi Jalan Berdebu dengan Air, Pemilik Ruko di Metro Timur Diancam Pekerja Proyek

"Ya memang sempet ada keluhan dan warga-warga meminta kompensasi, wajar lah mereka kan terdampak, terutama pedagang juga banyak yang tutup," ujar Dedi.

Dedi belum mengetahui secara pasti kompensasi yang diharapkan oleh warga. Hanya saja pihaknya hanya menginginkan pekerjaan jalan cepat terselesaikan.

"Warga sini enggak neko-neko, manut kita, silahkan diselesaikan itu jalan, jangan sampe berhenti di tengah jalan," tandasnya.

Di sisi lain, salah seorang pemilik toko baju di Jalan Sultan Sahrir bernama Toni mengaku sudah tidak berjualan selama sejak pertengahan Agustus 2023 lalu.

Alasan Toni menutup rukonya itu karena pendapatan dalam setiap harinya menurun drastis ditambah debu pekat setiap harinya imbas perbaikan jalan.

"Awal Agustus itu masih ikhtiar buka, terus lama-lama kok pendapatan enggak ada, terus ketambahan banyak debu akhirnya ditutup," ujarnya.

Toni juga mengatakan keadaan seperti itu membuat dirinya terpuruk. Terlebih-lebih ruko yang digunakan untuk memajang barang dagangannya itu memiliki harga sewa sebesar Rp30 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: