Melacak Jejak Kosmik: Menelusuri Asal Usul Kehidupan dari Teori Big Bang

Melacak Jejak Kosmik: Menelusuri Asal Usul Kehidupan dari Teori Big Bang

Foto: Ilustrasi --

RADARMETRO - Apa yang kalian pikirkan tentang kehidupan? Apakah itu menyangkut bumi yang kita tempati sekarang? Lalu dari mana bumi berasal? Serta bagaimana pembentukannya? Banyak teori yang meyakini asal usul terbentuknya bumi, namun salah satu teori yang paling terkenal yaitu Teori Big Bang yang diyakini para ilmuwan tentang dugaan penciptaan alam semesta.

Teori Big Bang yang berarti "Ledakan” atau “Dentuman Dahsyat" ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre pada tahun 1920-an. 

Pada 15 milyar tahun lalu, alam semesta terbentuk dari foton, elektron dan positron yang bergabung dengan kecepatan tinggi menjadi fasa yang lebih besar yaitu proton dan neutron. 

Dari gabungan materi tersebut berubah menjadi inti atom yang kemudian menghasilkan atom-atom sederhana seperti hidrogen, helium, lithium, dsb yang berlangsung sampai alam semesta berada dalam keadaan berkabut. 

Seiring berjalannya waktu, materi ini berkembang dan membentuk struktur yang akan menjadi cikal bakal bintang, galaksi dan nebula. Namun diantaranya ada yang terlempar dalam orbit sebagai planet dan benda lainnya.

Awal mula terbentuknya alam semesta diperkirakan pada keadaan yang belum stabil dengan seluruh galaksi dan orbit masih dalam keadaan membesar serta adanya hujan steroid yang saling bertabrakan satu sama lain. 

BACA JUGA:Manfaat Dzikir dan Fungsinya

Selama peredarannya, gas-gas ini mendingin kemudian membeku sehingga permukaan bumi diselimuti es. 

Kondisi atmosfer di awal bumi terdiri dari hidrogen dan nitrogen dengan gravitasi yang cukup kuat untuk menahan atmosfer

Hidrogen sulfida, karbondioksida dan karbonmonoksida dilepaskan dari dalam bumi saat erupsi vulkanik. Reaksi gabungan spontan dari hidrogen, nitrogen dan karbon tersebut berubah menjadi amonia dan metan. 

Sedangkan magma di perut bumi terbentuk dari gas panas yang membuat rongga di perut bumi terisi gas misalnya gas metan. 

Dari tekanan gas yang kuat tersebut menimbulkan letusan-letusan dan mencairkan es di permukaan bumi yang dikenal sebagai laut, samudra atau danau. 

Gas metan yang bereaksi dengan air berubah menjadi molekul-molekul organik yang kemudian membentuk gugus molekul seperti Adenin, Timin, Sitosin dan Guanin sebagai materi genetik dari DNA dan RNA. 

Rantai molekul dari DNA dan RNA dapat membentuk sel-sel dari makhluk hidup seperti prokariot, eukariot dan virus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: