Matinya Kartu Qomaru
Foto: Hermansyah Albantani (Pemimpin Redaksi)--
Mau jadi pejabat, ya harus berjuang, harus fight, harus berkualitas. Jangan hanya maunya digendong kesana kemari, tapi juga harus ada nilai tawar tinggi.
Kita kembali ke topik, kali ini saya menyoroti matinya kartu politik Qomaru Zaman yang tak lain adalah Wakil Walikota Metro saat ini.
Di awal-awal sebelum muncul para kandidat, nama Qomaru masih sangat kuat dan santer akan kembali maju bergandengan dengan Wahdi. Mengusung konsep WaRU jilid kedua.
Bahkan lebaran 2024 ini, pasangan ini sudah sowan ke dedengkot-dedengkot Kota Metro (kalau istilah di politik, bohirnya).
Mereka sudah menyatakan siap maju kembali dan siap tetap bergandengan. Tapi belakangan, dinamika politik sudah berubah.
Setelah tulisan opini saya yang kedua, dengan judul PDIP dan PKS tidak mendukung Wahdi, mulai ada pergeseran arah politik.
BACA JUGA:Tondi MG Nasution Daftar Balon Walikota di Partai NasDem
Beberapa nama yang beredar mulai terlihat berbahaya dan serius dalam pencalonan kali ini. Hal ini mengharuskan Wahdi berpikir dua kali, kalau tidak mau menggendong kesana kemari.
Apalagi kali ini, lawannya lebih berat (dengan catatan nama yang beredar serius, tidak hanya omdo dan cari sensasi tapi tongpes).
Wahdi memiliki beberapa opsi dalam menggandeng calon wakilnya dan pastinya lebih moncer dibandingkan Qomaru.
Dan lawan-lawan Qomaru adalah orang-orang politisi murni.
Kita bedah satu per satu, kita by one nama-nama politisi yang berpotensi mendampingi Wahdi kita compare dengan Qomaru.
Pilih mana, Qomaru atau Anna Morinda? Jika dianalisa, lebih menguntungkan Wahdi mengambil Anna Morinda dibandingkan Qomaru.
Pertama karena jelas, PDI Perjuangan akan mengeluarkan rekomendasi untuk Wahdi-Anna, cukup kursi pencalonan.
Tinggal bagaimana kekuatan Anna meyakinkan DPD dan DPP PDI Perjuangan, dan saya yakin harusnya Anna mampu mengondisikan itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: