Staf UM Metro Lolos Seleksi Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan BPK Wilayah VII Bengkulu-Lampung
Foto: Staf UM Metro Lolos Seleksi Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan BPK Wilayah VII Bengkulu-Lampung-(Baihaqi)-
RADARMETRO.DISWAY.ID – UM Metro terus mendorong berbagai upaya pemeliharaan tradisi ilmiah dan pengembangan budaya akademik yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan masyarakat secara luas melalui sivitas akademikanya.
Sivitas akademika tak hanya dosen dan mahasiswa saja, melainkan juga para staf administrasi, laboran, serta tenaga pendidik lainnya.
Barnas Rasmana, S.Pd. salah seorang staf di UM Metro (Staf Pengajaran dan ICT Pascasarjana) berhasil lolos kompetisi Program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII Bengkulu-Lampung.
Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam SK Pejabat Pembuat Komitmen Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII tentang Penetapan Penerima Bantuan Pemerintah Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2024 Nomor 0826/F7.9/KB.15.07/2024 tanggal 1 November 2024.
Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan (FPK) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan adalah kegiatan pendukungan berupa fasilitasi dana hibah yang diberikan kepada perseorangan, komunitas budaya, dan lembaga/organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebudayaan.
BACA JUGA:TIM PkM UM METRO Manfaatkan Ampas Tahu Menjadi Makanan Bernilai Ekonomis
FPK tidak diperuntukkan untuk pembangunan fisik, dan bersifat non-komersial, serta dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat maupun pihak-pihak yang terkait bidang kebudayaan (stakeholder) untuk mendorong pemajuan kebudayaan secara langsung dan menyeluruh.
Tujuan dari adanya FPK adalah: 1) melestarikan warisan budaya; 2) mendorong kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang seni dan budaya; 3) meningkatkan kapasitas pelestari budaya dalam mengelola dan mengembangkan kegiatan kebudayaan.
Adapun program yang diajukan Barnas Rasmana berjudul “Alih Media Tekstual ke Audio Visual Novel Kepahlawanan Runtuhnya Benteng Petrus Albertus di Menggala”.
Barnas menjelaskan novel kepahlawanan yang ditulis oleh Andy Wasis tersebut pernah difasilitasi penerbitannya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1980 dan ditetapkan sebagai Bahan Bacaan Pelajar Sekolah Dasar dan Menengah.
Secara garis besar novel tersebut menceritakan perjuangan rakyat Lampung khususnya di Menggala dalam melawan penjajahan kolonial melalui penyerbuan Benteng VOC yang pernah berdiri di Menggala untuk memonopoli perdagangan rempah (lada).
BACA JUGA:Target Masuk Tiga Besar, Metro Kirimkan 72 Kafilah dalam MTQ Provinsi Lampung
Namun, kini novel tersebut tak lagi diterbitkan bahkan peredarannya sulit ditemukan.
Oleh karena itu konservasi memori kolektif dari cerita kepahlawanan itu saat ini menjadi kebutuhan dan alih media dalam bentuk audio visual ilustratif dapat menjadi solusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: