Realisasi Pendapatan Daerah Kota Metro Capai 86,16 Persen, Berikut Sektor Penyumbang Capaian Terbesar!
Foto : BPPRD genjot capaian pendapatan daerah Kota Metro dari berbagai sektor. -(Ria Riski A.P)-
KOTAMETRO, RADARMETRO.DISWAY.ID - Realisasi Pendapatan Daerah Kota Metro hingga kini mencapai 86,16 persen.
Di mana capaian realisasi pendapatan daerah per 21 November 2024 tercatat mencapai Rp902 milyar lebih dari target yang ditetapkan sebesar Rp1 triliun lebih.
Demikian disampaikan Kepala BPPRD Kota Metro, Syachri Ramadhan melalui Sekretaris BPPRD, Mirza Marta Hidayat, dikonfirmasi radarmetro.disway.id, Kamis 5 Desember 2024.
Ia menjelaskan, adapun beberapa sektor pendapatan daerah diperoleh dari beberapa sektor salah satunya berasal dari pendapatan asli daerah (PAD) Kota Metro.
Di mana pada sektor PAD Kota Metro hingga kini realisasinya mencapai 78,49 persen atau sebesar Rp268 milyar lebih, dari target yang ditetapkan sebesar Rp 341 miliar lebih.
"Untuk target PAD pada APBD-P tahun ini mencapai Rp 341,7 miliar lebih. Terhitung sampai dengan 21 November realisasi PAD kita sudah mencapai di angka Rp268,2 miliar lebih atau sebesar 78,49 persen," terangnya.
Lebih lanjut, Mirza menerangkan bahwa untuk penyumbang terbesar pada realisasi pendapatan daerah, salah satunya yakni dari sektor retribusi pelayanan kesehatan yakni pada Subsektor BLUD Puskesmas dan RSUD.
"Tetapi pada sisi ini tidak berdampak signifikan pada pembangunan. Ini karena realisasi pendapatannya digunakan sendiri oleh BLUD sendiri. Seperti yang bersangkutan untuk operasional pelayanan Kesehatan," bebernya.
Sementara itu, lanjutnya, penyumbang lain realisasi pendapatan daerah paling besar yakni pada pajak daerah dari sektor PBJT Tenaga Listrik.
Di mana hingga 21 November 2024 realisasinya mencapai 89,82 persen atau sebesar Rp 14,1 miliar dari target yang ditetapkan sebesar Rp 15,8 miliar.
Selanjutnya, sektor bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) juga menyumbang PAD sebesar Rp 9,625 miliar.
"Lalu ada juga PBJT makanan dan minuman. Kemudian hasil kekayaan daerah yang dipisahkan dalam bentuk deviden dari Bank Lampung," paparnya.
Tak hanya itu, kata Mirza, realisasi PAD pada retribusi jasa umum pelayanan kebersihan dan retribusi jasa usaha penjualan hasil produk usaha daerah (UPT PAM) juga jadi penyumbang yang cukup besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: