Kembali ke Kampus di Usia 43 Tahun, Tintien Raih IPK 4.00 di Pascasarjana UM Metro

Kembali ke Kampus di Usia 43 Tahun, Tintien Raih IPK 4.00 di Pascasarjana UM Metro

Di usia 43 tahun, ketika sebagian orang mulai mengurangi ritme aktivitas, Tintien Harsonowati justru menempuh pilihan berbeda.--Ist

METRO, RADARMETRO.DISWAY.ID - Di usia 43 tahun, ketika sebagian orang mulai mengurangi ritme aktivitas, Tintien Harsonowati justru menempuh pilihan berbeda. Ia kembali ke bangku kuliah, mengejar wasiat almarhum Ayah sekaligus memulihkan dirinya di tengah kondisi kesehatan yang sempat menurun.

Keputusan itu mengantarkannya menjadi salah satu mahasiswa berprestasi di Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Metro. Ia menamatkan studi Program Studi Magister Manajemen dengan IPK sempurna: 4.00.

Bagi Tintien, pencapaian itu bukan sekadar angka, melainkan rangkuman panjang perjalanan hidup yang tak pernah mudah.

Tanggung Jawab Anak Sulung dan Wasiat Seorang Ayah

Lahir di Bandarjaya pada 1980, Tintien adalah anak pertama dari lima bersaudara. Ayahnya, Drs. Muanam Harsono, dikenal sebagai pendidik yang teguh, terakhir bertugas sebagai Kepala MAN 1 Metro. Dari beliau, Tintien menyimpan satu pesan yang berubah menjadi kompas hidup: jika orang tua telah mencapai S1, maka anak-anaknya harus mencapai S2.

Wasiat sederhana itu baru terasa maknanya bertahun-tahun kemudian—saat Tintien harus menghadapi kehilangan, perjuangan, dan pilihan-pilihan sulit.

BACA JUGA:Kesibukan Bukan Penghalang, Sella Tansri Lourenzia Sukses Raih IPK Sempurna di UM Metro

Menjadi Bidan Muda dan Penopang Keluarga

Pada usia 19 tahun, Tintien mengabdi sebagai Bidan Desa PTT. Penghasilan yang ia peroleh ditabung untuk melanjutkan pendidikan ke Diploma III Kebidanan Poltekkes Tanjung Karang.

Awal 2005 membawa kabar gembira sekaligus duka terdalam. Ia lulus CPNS pada 1 Januari, namun Ayahnya berpulang pada 28 Januari. Dalam sekejap, Tintien menjadi tumpuan keluarga. Bersama sang Ibu, ia membiayai pendidikan empat adiknya—dua kuliah di UGM, satu di Umitra, dan si bungsu masih SMA.

Saat dua adiknya lulus CPNS, Tintien kembali menempuh studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati (2008). Bahkan seluruh biaya kuliahnya ia tanggung melalui pinjaman bank hingga tuntas tanpa menambah beban keuangan keluarga.

BACA JUGA:Bikin Bangga, Mahasiswi FK UM Metro Masuk Top 5 Lomba Poster Publik AXONIC 2025

Menguatkan Suami, Mengantar Adik ke Jepang, Mengurus Rumah Tangga

Perjalanan hidup Tintien penuh episode pengabdian. Ketika menikah, suaminya berijazah SMA. Dengan keyakinan bahwa pria dan wanita setara dalam kesempatan meraih pendidikan, Tintien tanpa ragu mendorong suaminya kuliah pada 2011–2014.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait