UM Metro Wujudkan Kampus Berdampak Melalui Pelatihan Pertanian Organik Berbasis Pekarangan Rumah

UM Metro Wujudkan Kampus Berdampak Melalui Pelatihan Pertanian Organik Berbasis Pekarangan Rumah

UM Metro Wujudkan Kampus Berdampak dalam Program Pelatihan Pertanian Organik Memanfaatkan Lahan Pekarangan Dukung Swasembada Pangan dan Pemenuhan Gizi Masyarakat--Ist

BANJARREJO, RADARMETRO.DISWAY.ID -- Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) kembali menunjukkan komitmen “Kampus Berdampak” melalui pelatihan pertanian organik berbasis pekarangan rumah.

Kegiatan ini memandu warga memanfaatkan lahan sempit untuk menanam cabai dan tomat dengan teknik sederhana namun terukur, sekaligus menghubungkan budidaya tanaman dengan kolam ikan keluarga sebagai sumber pupuk organik cair.

Pendekatan ini tidak hanya menekan biaya dan meminimalkan limbah, tetapi juga mendorong ketersediaan pangan segar bergizi di tingkat rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan oleh tim dosen Arif Hidayat dan Riswanto (UM Metro) serta Ridho Arithonang (UNU Lampung)

Materi pelatihan disusun berbasis langkah praktis yang mudah diikuti. Peserta diajak menyiapkan lokasi dengan paparan matahari minimal enam jam per hari, kemudian menata media tanam berpori menggunakan campuran tanah gembur, kompos, dan pasir (2:1:1) dengan rentang pH ideal 5,5–6,8.


--

BACA JUGA:Mahasiswa Bersama Dosen UM Metro Lakukan Sosialisasi Ketahanan Pangan Melalui Sistem Integrated Farming

Benih cabai atau tomat disemai terlebih dahulu, lalu dipindahkan ke bedeng selebar ±1 m atau pot/drum 50 liter sesuai kondisi pekarangan.

Untuk pemupukan, pelatihan menekankan pemanfaatan air kolam ikan: diendapkan 24 jam, lalu diencerkan 1:3 untuk penyiraman atau 1:10 untuk penyemprotan seraya mengingatkan agar tidak digunakan bila air kolam baru diberi obat/garam.

Aspek budidaya dijelaskan runtut hingga panen. Peserta mempraktikkan jarak tanam 40×50 cm untuk cabai dan 60×70 cm untuk tomat guna memastikan sirkulasi udara dan serapan hara optimal.

Pemupukan organik dilakukan rutin: pada minggu ke-1 hingga ke-8, penyiraman dua kali per minggu (sekitar 200–500 ml per tanaman), kemudian minggu ke-9 dan seterusnya cukup sekali per minggu, dan dihentikan 10 hari sebelum panen.

Pengendalian hama dianjurkan menggunakan larutan neem (mimba), ekstrak bawang putih, serta perangkap kuning untuk menjaga ekosistem tetap ramah lingkungan.


--

BACA JUGA:UM Metro Fasilitasi Giat Pendampingan Penyusunan Kurikulum Inovatif Berbasis Kampus Berdampak

Dengan perawatan yang tepat, cabai dapat dipanen pada 70–90 HST dan tomat pada 90–110 HST, memberi suplai sayuran segar bagi keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: