Pesan-pesan Untuk Jajaran Rektor UM Metro 2023/2027
Foto: Terlihat Wakil Walikota Metro Qomaru Zaman, Ketua PWM Lampung Sudarman, Ketua PW Aisyiyah Lampung Enizar, Rektor UM Metro Nyoto Suseno serta didampingi para wakil rektor.-(MH Naim)-
“Dengan 29 prodi dan 6 fakultas tentu saja ini hal yang sangat membanggakan Kota Metro,” bebernya.
BACA JUGA:Rektor UM Metro Minta Wakil Rektor Cepat Beradaptasi dan Berinovasi
Di sisi lain, Qomaru merasa kurang bangga apabila perguruan tinggi di Kota Metro sampai saat ini belum bisa menjamin masa depan para alumninya untuk mendapat pekerjaan yang baik.
Dengan hal itu, Qomaru menegaskan Pemerintah Kota Metro akan selalu ikut andil bagian untuk memberikan jalan kepada para alumni dari perguruan tinggi untuk meraih cita-cita mereka.
“Ini PR besar, Pak Nyoto, Pak Achyani, dan teman-teman wakil rektor untuk kiranya bersama pemerintah bagaimana mengawal kota ini dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.
Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah
Pelantikan WR UM Metro diketahui turut dibersamai oleh Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Bambang Setiaji melalui siaran Zoom Meeting.
Dalam kesempatan itu Bambang menyoroti ungkapan Wakil Walikota Metro, Qomaru Zaman yang mengelu-elukan ‘UM Metro Unggul’.
Pada dasarnya, kata Bambang, untuk mencapai traf ‘UM Metro Unggul’ harus diimbangi dengan banyaknya pengajar bergelar doktor.
“Saya setuju dengan Pak Wakil Walikota, jadikan UM Metro unggul,” ujarnya.
“Bangga mana punya doktor 250 orang sama Gedung Rp50 miliar. Gedung Rp50 miliar itu enggak bagus, hanya sederhana, dan biasa. Tapi kalau 250 doktor UM Metro langsung unggul, kalau sudah unggul berhak mendirikan fakultas kedokteran baik di Jawa maupun di luar Jawa,” bebernya.
Ia menjelaskan dosen bergelar doktor dipastikan menguasai keilmuan di bidangnya sekaligus memiliki sistem pengajaran dan pengetahuan yang baik untuk membimbing mahasiswa.
“Kalau sudah doktor pengajarannya pasti baik, kalau doktor pengajarannya enggak baik ya itu doktor-doktoran, Supaya resetnya baik karena dia udah tuntas menguasai semua ilmu pengetahuan,” jelasnya.
Selanjutnya, Bambang juga menyoal terkai publikasi skripsi mahasiswa yang berlembar-lembar tanpa pendampingan serius dari dosen dan terkesan pembiaran yang hasilnya tidak maksimal.
“Skripsinya 12 halaman saja, tapi yang asli. Quisionernya harus dibuat oleh pak dosen, nanti pak dosen juga ikut mempertanggungjawabkan datanya itu,” kata Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: