Kloning Manusia: Antara Etika Ilmu dan Pelajaran Kelam dari Sejarah

Kloning Manusia: Antara Etika Ilmu dan Pelajaran Kelam dari Sejarah

Foto: Ilustrasi --

Dalam agama tertentu, kloning manusia dianggap sebagai tindakan yang melanggar prinsip-prinsip moral dan keagamaan karena melibatkan pembuatan manusia secara buatan dan mengabaikan hak asasi manusia.

BACA JUGA:Kantong Semar

Di sisi lain, beberapa agama menganggap kloning manusia sebagai suatu tindakan yang dapat membantu menyembuhkan penyakit dan memperpanjang umur manusia sehingga dapat diterima dalam konteks tertentu.

Secara umum, aspek moral dan agama terkait kloning manusia berkaitan hak asasi manusia, martabat manusia, dan tujuan hidup manusia.

Oleh karena itu, perlu dilakukan diskusi dan kajian yang mendalam untuk memahami implikasi moral dan agama dari kloning manusia.

Beberapa agama menekankan bahwa setiap manusia diciptakan dengan nilai yang sama di hadapan Tuhan dan bahwa upaya untuk memanipulasi genetik manusia dapat dianggap sebagai campur tangan yang tidak pantas terhadap ciptaan Tuhan.

Dalam konteks ini, eugenika dapat dianggap sebagai tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip keagamaan yang menekankan pentingnya menghormati kehidupan manusia dan keberagaman genetik yang diberikan oleh Tuhan.

Selain itu, beberapa agama juga menekankan pentingnya menghormati kehidupan manusia sejak pembuahan, dan bahwa setiap manusia memiliki hak untuk hidup tanpa diskriminasi berdasarkan kondisi genetiknya.

Dalam hal ini, upaya eugenika yang melibatkan seleksi embrio atau pemilihan jenis kelamin dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati hak hidup setiap individu.

Namun, pandangan agama terhadap eugenika juga dapat bervariasi tergantung pada konteks budaya dan ajaran agama tertentu.

Beberapa agama mungkin memiliki pandangan yang lebih terbuka terhadap penggunaan teknologi reproduksi buatan dan seleksi genetik, sementara agama lain mungkin menolak konsep eugenika secara tegas.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan pandangan agama dalam mengkaji isu eugenika.

BACA JUGA:Pengangkatan Kista Ovarium Bilateral Tanpa Persetujuan Pasien Analisis Etik Modern dan Islam

Referensi

Budiyanti, R. T. (2015). Aspek etika Pre-implantation Genetic Diagnosis (PGD) pada teknologi bayi tabung. Cermin Dunia Kedokteran, 42(7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: