Pindah ke Lantai II Pasar Cenderawasih, Kuliner Pasar Senja Ramadan Masih Sepi Pengunjung
Foto : Lokasi Wisata Kuliner Pasar Senja Ramadan di Lantai II Pasar Cenderawasih masih sepi pengunjung.-(Ria Riski A.P)-
BACA JUGA:DKP3 Sebut 90 Persen Lahan Pertanian di Metro Panen, Masuki MT II Petani Diingatkan Soal ini!
"Saya tidak tahu kalau ada Rp 100 ribu, saya sudah sampaikan sementara ini tentu diberi kemudahan. Berikan sarana prasarana, dirawat yang baik. Syarat prasyaratnya nol," tegasnya.
Lebih lanjut, menanggapi sepinya lokasi wisata kuliner senja Wahdi mengemukakan bahwa kedepannya akan lebih baik.
"Jangan kan saat ini, kita ingin tentu juga masyarakat tangguh dalam ekonomi. Di mana-mana ribuan, tapi ingat bahwa di sana juga terbatas juga loh. Silakan nanti siapa yang mau mengisi ini, mudah-mudahan ke depannya akan bisa lebih baik," paparnya.
Diamuinya bahwa merubah pasar memang bukan hal yang mudah. Tetapi mengenai rezeki masyarakat tidak perlu khawatir. "Tidak akan dirubah-rubah dan ditukar-tukar oleh Allah," tuturnya.
Karenanya Wahdi meminta komitmen paguyuban dalam menghadirkan keramaian khususnya di lokasi wisata kuliner senja Ramadhan lantai 2 Pasar Cendrawasih.
"Kita harus mengajak, tidak mungkin kita bekerja sendiri. Maka skemanya seperti apa, silakan pemerintah hanya memberikan sarana dan prasarana," katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Metro, Elmanani mengemukakan bahwa seluruh pelaku UMKM dalam kegiatan Wisata Kuliner Pasar Senja Ramadhan merupakan pedagang yang tergabung dalam paguyuban di Samber Park.
"Jadi ini kan pedagang yang sudah bergabung di dalam wisata kuliner, yang dulu sebutannya Pasar Senja Ramadan. Seperti biasa menurut informasi Ketua Paguyuban Pak Sugeng, setiap ada agenda tahunan mereka ada untuk mengisi uang kas," paparnya.
BACA JUGA:Lakalantas Honda City, Empat Pengendara Motor Jadi Korban
Ia menambahkan, uang iuran tersebut rencananya diperuntukan bagi kebersihan.
"Gunanya itu, kalau kotor kita bayar tukang bersih-bersih. Kemudian kalau misalnya lampu atau apa, itu untuk mengisi uang kas paguyuban, dan Pemerintah Kota Metro tidak terlibat sama sekali," jelasnya.
"Jadi menurut informasi ketua paguyuban ini merupakan hal biasa dan menjadi tradisi setiap tahun," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: