Sarab dan Tayseer membantah keterangan ini. Keduanya menuduh ditahan oleh Mohammed Ahmad, bukan oleh putranya.
Saat ditemui oleh ABC News di penjara, Ahmad membantah tuduhan kedua perempuan Yazidi itu, termasuk tuduhan pemerkosaan.
"Itu cuma tuduhan, sama sekali tidak benar," katanya
Dia sekarang mengaku bahkan tidak pernah melihat budak Yazidi milik putranya.
Tuduhan terhadap perempuan Australi
Korban selamat Yazidi lainnya, yang minta namanya disebut "S" saja, mengaku menyaksikan seorang perempuan Australia menahan seorang gadis Yazidi berusia 10 tahun.
Perempuan Australia itu menyebut tahanannya dengan nama "Huda".
S menceritakan dia ditahan sebagai budak tak jauh dari rumah para penculik Huda di Raqqa dan dipaksa untuk tinggal selama dua bulan dengan keluarga itu.
Dia mengaku melihat perempuan Australia dari rumah ini memukuli Huda dengan "sandal dan tongkat" dan juga "menarik rambutnya".
BACA JUGA:Macam-Macam Genre Film yang Harus Kamu Tau
Dia menyebut Huda sering kekurangan makanan dan perempuan Australia itu tidak melakukan apa-apa ketika suaminya, seorang militan ISIS, berulang kali memperkosa anak tersebut.
Perempuan Australia itu diyakini berada di sebuah kamp di Suriah untuk keluarga yang tinggal di kekhalifahan ISIS.
Jika penculiknya dikembalikan ke Australia, S ingin agar dia diadili.
60 orang Australia terkait ISIS
Kepolisian Federal Australia menyebutkan saat ini ada sekitar 60 pria dan perempuan Australia di Irak dan Suriah yang terkait dengan kelompok teroris ISIS.
Banyak yang telah mendekam dalam penjara di Suriah, dijaga Pasukan Demokrat Suriah yang didukung Amerika Serikat.