RADARMETRO - Sarab diculik oleh gerombolan ISIS saat berusia 11 tahun pada 2014 dan disekap selama lima setengah tahun di enam lokasi berbeda. (ABC Foreign Correspondent)
Sarab baru saja menginjak usia 11 tahun ketika diculik dan dijual sebagai budak.
Selama lima setengah tahun dia digilir oleh enam pria berbeda yang tinggal di dalam wilayah yang dikuasai kelompok teroris ISIS.
Kepada program Foreign Correspondent milik ABC News, Sarab menceritakan bagaimana dia diduga berakhir di rumah seorang pria Australia yang tinggal di Suriah.
Pria itu dituduh juga oleh tawanan lainnya telah melakukan pemerkosaan.
Pada tahun 2014, Sarab tinggal bersama keluarganya di Distrik Sinjar di Irak utara, dekat perbatasan dengan Suriah, ketika militan ISIS menyerang desanya.
Dalam sekejap, Sarab terpisah dari bibi dan saudara-saudaranya.
Seminggu kemudian, dia dibawa melintasi perbatasan ke pasar budak di markas ISIS di Raqqa, Suriah utara.
Orang pertama yang membeli Sarab adalah seorang pria Irak berusia 56 tahun. Dia langsung memperkosanya.
"Saya tidak ingat persis bagaimana hal itu terjadi karena dia memberiku obat-obatan dan saya tidak sadarkan diri," katanya.
Pria itu kemudian menjualnya ke seorang militan ISIS dari Arab Saudi, yang katanya, juga memperkosanya.
Sarab adalah warga Yazidi, minoritas Kurdi dengan agama dan kepercayaan berbeda yang, sebelum 2014, sebagian besar tinggal di Irak utara.
Ketika militan ISIS merebut Sinjar pada tahun 2014, gerombolan itu melakukan genosida terhadap orang Yazidi.
Kaum pria dan perempuan yang lebih tua dibantai, sementara sekitar 7.000 perempuan dan anak-anak dipaksa menjadi budak.
Sebuah koneksi Australia