PDIP dan PKS Tidak Usung Wahdi

Jumat 19-04-2024,09:14 WIB
Reporter : Hermansyah Albantani
Editor : Devi Oktaviansyah

Tapi, apakah keberadaan Qomaru selama ini memberikan berkah elektoral untuk PKS?

Kalau kita sebagai orang yang bisa melihat dari luar dan dari dalam, saya rasa keberadaan Qomaru tidak memberikan dorongan berarti untuk PKS.

Ada beberapa alasan yang bisa saya kemukakan, pertama dari perolehan kursi, PKS tidak memiliki tambahan kursi meski ada Qomaru, bahkan dari sisi perolehan suara justru kalah dari Partai Demokrat yang mencapai 17.184 suara.

Ada yang bilang, kan Qomaru mengendorse salah satu caleg yang diusulkan untuk PKS dan berhasil duduk (saya tidak mau sebut nama calegnya).

Memang benar, tapi apakah Qomaru memberikan support system kepada PKS secara menyeluruh yang berjuang mati-matian untuk meraih lima kursi minimal, sehingga 2024 tidak sibuk ngurusi tiket koalisi? Saya rasa tidak.

Karena caleg yang diusulkan Qomaru pun, satu berhasil dan satunya gagal maju.

Yang berhasil juga karena menggunakan resource yang dimiliki mereka sendiri, kalau pun ada peran Qomaru hanya kecil baik pendanaan maupun lumbung suara. Artinya, tanpa Qomaru pun asal kita bisa mendapatkan caleg potensial yang memiliki sumber pendanaan besar, pasti jadi barang itu.

BACA JUGA:Kuatnya Money Politik di Kota Metro

Pun tidak disokong caleg itu pun (yang disodorkan Qomaru), PKS kursinya tetap empat.

Harapan PKS menetek pada kekuasaan dalam hal ini Qomaru agar 2024 memiliki kans lebih besar, jelas gagal total.

Kegagalan ini yang kemudian meyakinkan saya, bahwa PKS tidak akan mengusung Qomaru dalam pilkada 2024.

Sama dengan PDI Perjuangan, PKS juga sudah kapok rasanya diberi gula-gula, kalau dalam perumpamaan itu, kuda diikat makanan di depannya.

Kuda maju terus ke depan berharap mendapat makanan itu, tapi ternyata makanan itu tetap jauh dan tidak bisa dimakan.

Capeknya iya, merasa di PHP iya, jadi rasa kecewanya double-double (senyum-senyum sendiri ini pasti yang baca).

Tapi teori saya terhadap politik tidak pernah berubah sejak pilkada lalu, tidak ada yang tidak mungkin dalam politik. Teori kepastian adalah ketidakpastian itu sendiri.

Hal-hal yang kita ulas di atas, bisa berubah jika, Wahdi menggandeng Anna Morinda sebagai wakilnya (itu kalau Anna Morinda mau karena kursi PDI Perjuangan kursi terbesar dibanding NasDem yang mengusung Wahdi).

Kategori :