Kasus LSD Masih Terus Bertambah, Peternak Diimbau Jaga Kebersihan

Kasus LSD Masih Terus Bertambah, Peternak Diimbau Jaga Kebersihan

Foto : Penambahan sapi di Kota Metro yang terpapar penyakit Skin Lumpy Diseases. -(Sumber foto : DKP3)-

RADARMETRO - Jumlah kasus Lumpy Skin Diseases (LSD) di Kota Metro kembali bertambah. Hingga kini tercatat jumlah ternak yang terpapar LSD di kota setempat mencapai 435 ekor. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Heri Wiratno mengatakan, dari 435 ekor sapi yang terpapar LSD tersebut 397 diantaranya telah dinyatakan sembuh. Sementara 29 ekor sapi lainnya masih dalam perawatan oleh petugas. 

"Jadi total ada 435 sapi yang terinfeksi. Dimana yang dinyatakan sembuh ada 397 sapi. Kemudian yang masih sakit 29 ekor, 5 ekor potong paksa dan 4 ekor mati," terangnya, Selasa (1/8/2023). 

Ia menjelaskan, hingga saat ini pihaknya masih turun melakukan perawatan tersebit sejumlah sapi yang masih sakit. Kemudian melakukan vaksinasi sesuai dengan alokasi vaksin dari pusat. 

"Stok vaksin LSD sesuai dengan jatah dari pemerintah pusat ada 2.000 ekor.. Selama ini semua vaksin sudah diberikan ke sapi," jelasnya. 

Menurutnya, upaya pengobatan terus dilakukan sampai sapi tersebit dinyatakan sembuh. Terlebih sapi yang telah terpapar LSD tersebut akan dinyatakan sembuh jika sudah melewati masa inkubasi selama 29 hari. 

BACA JUGA:Logo Twitter Jadi X Hitam, ”Tweet” Berubah ”Post”

"Pengecekan dan tindakan pengobatan terus dilakukan sampai dengan dinyatakan negatif atau sembuh oleh Balai Veteriner. Kita hanya melakukan identifikasi dan penjelasan ke kelompok serta vaksinasi," ujarnya. 

Diakuinya pencegahan penyakit LSD tersebut dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang. Karenanya pihaknya mengimbau agar peternak menyemprot disinfektan di kadang ternak. 

"Untuk di sekitar kandang itu dilakukan diinfektan dan dibersihkan kandang-kandang. Jadi vektor penular penyakit ini mati," katanya. 

Terlebih kata Heri, penyebab penularan penyakit LSD tersebut disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui serangga. Ini seperti lalat atau nyamuk ke tubuh ternak. 

"Vektornya harus ditiadakan seperti lalat dan nyamuk. Jadi tetap tadi jaga kebersihan, sanitasi misalnya daerah-daerah di pusat perkembangan lalat harus dibersihkan," jelasnya lagi.

Diakui Heri banyaknya masyarakat yang menjual ternaknya secara diam-diam menjadi kendala. Terlebih hewan ternak yang sudah divaksin. 

"Keluhan dari kita terutama dari dokter, sapinya sudah dijual oleh pemiliknya. Apalagi waktu lebaran Idul Adha kemarin tahu-tahu sudah dijual," cetus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: