Saya Prabowo, Saya Pilih Ardito

Saya Prabowo, Saya Pilih Ardito

--

LAMPUNGTENGAH, RADARMETRO.DISWAY.ID - Kampanye boleh pakai cara apa saja, gimmick, door to door, atau dengan cara menekan aparatur pemerintahan di level kampung, kecamatan, bahkan dinas. 

Khusus cara terakhir, tolong jangan ditiru, karena rawan jadi masalah untuk teman-teman ASN. Calonnya mah enak aja, kalau menang duduk manis.

Si calon menang atau kalah, ASN yang jadi tumbal, tumbal materi, tumbal jabatan, tumbal hukum. 

Maka pesan saya untuk ASN agar berpikir jernih, lakukan tugas dan fungsi dengan sebaik-baiknya agar selamat di pekerjaan dunia serta pertanggungjawaban jabatan di akhirat. Karena sebelum menerima jabatan itu, kita disumpah. 

Kampanye cara yang kedua adalah dengan turun langsung ke masyarakat. Ini cara umum yang dilakukan untuk mengetuk pintu rumah masyarakat agar meraih simpati.

Cara ini paling populer dan paling bisa diterima konstituen, tapi memang menguras energi dan materi. Tapi sebagai calon pemimpin ya harus siap.

Cara selanjutnya adalah gimmick politik. Cara ini yang belakangan digunakan mayoritas dalam pilkada 2024 ini.

BACA JUGA:Lawan Pemecah Belah SARA dan Dzolim, Ardito Gemakan Sholawat di Setiap Kegiatannya


--

Bukan tanpa alasan, karena cara ini dianggap berhasil pada Pilpres 2024. Anak muda yang selama ini jadi silent majority, tiba tiba menjadi koagulan dan menumpahkan semua suaranya di bilik suara. 

Efek pilpres turun ke pilkada. Banyak yang jual-jual bahwa dirinya adalah calon kepala daerah yang didukung Prabowo Subianto. 

Saya mau ketawa melihat fenomena itu. Kalau level provinsi, khususnya provinsi besar macam Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung boleh lah kita bilang gubernur pilihan Prabowo. 

Karena memang linier dengan pemerintahan pusat untuk level gubernur. Lha ini level kabupaten/kota kok jualannya Bupati/Walikota pilihan Prabowo Subianto. 

Gimmick itu dimunculkan berbasis partai politik yang mengusungnya, ini lebih absurd lagi. Padahal partai disitu beraneka ragam tidak hanya yang mendukung Prabowo di pilpres. Apa rasanya partai yang mengusung Ganjar dan Anies. Yang dijual kok cuma Prabowo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: