2.700 Orang Ditahan Terkait Perdagangan Manusia di Filipina

RADARMETRO- Operasi penggerebekan besar-besaran baru saja dilakukan oleh aparat berwenang di Manila, Filipina pada hari selasa (27/06/2023).

Juru bicara kepolisian Unit Anti Kejahatan Dunia Maya, Kapten Michelle Sabino menggambarkan operasi tersebut sebagai serangan anti perdagangan manusia terbesar di Filipina.

Lebih dari 2.700 orang ditangkap dan ditahan oleh pihak berwenang.

Dikutip dari kantor berita internasional Perancis AFP, tak hanya warga Filipina tapi juga warga negara China, Vietnam, Kamerun, Pakistan,  Myanmar, Singapura, Malaysia, Sudan serta Indonesia termasuk dalam orang-orang yang diamankan dari sebuah kompleks gedung di Manila.

“Pihak berwenang sedang mewawancarai 2.724 tahanan untuk mengidentifikasi siapa yang menjadi korban atau tersangka,” jelas Michelle Sabino.

BACA JUGA:Baku Tembak di Jeddah Arab Saudi, 2 Orang Tewas

 “Lebih dari 1.500 adalah orang Filipina,” lanjutnya.

Beberapa korban perdagangan manusia dibayar untuk merekrut pemain game online, ungkap kepolisian.

Sabino mengatakan, para korban perdagangan orang diduga telah menerima pekerjaan yang diposting di Facebook untuk bekerja di Filipina "mencari pemain" untuk game online. 

“Banyak dari mereka dipaksa bekerja shift 12 jam setiap hari hanya dengan 24.000 peso (USD433) sebulan, dan dilarang meninggalkan kompleks,” katanya.

"Semua akan diselidiki, termasuk apakah mereka  terlibat dalam pemerasan online" ujar Sabino kepada awak media.

Belakangan kekhawatiran internasional semakin meningkat atas penipuan internet di kawasan Asia-Pasifik, yang sering dikelola oleh korban perdagangan yang dipaksa untuk mempromosikan investasi kripto palsu.

Pada bulan Mei lalu aparat kepolisian Filipina juga berhasil mengungkap kasus serupa dan menyelamatkan lebih dari seribu orang yang menjadi korban perdagangan manusia dari berbagai negara yang dipaksa melakukan penipuan online.

BACA JUGA:Kronologi Pembunuhan Anggota Brimob Oleh Istri Dihadapan Anak

Sumber: