Sejarah Singkat Taman Purbakala Pugung Raharjo, Lampung Timur

Sejarah Singkat Taman Purbakala Pugung Raharjo, Lampung Timur

Foto: Punden Berundak di Situs Taman Purbakala Pugung Raharjo Lampung-(Istimewa)-

Namun, di Pugung Raharjo terdapat kolam megalitikum yang terdapat ikan-ikan kecil yang biasa digunakan sebagai terapi dan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit (Prayoga & Widyawati, 2023).

Teknik pengobatan ini tergolong kedalam etnomedisin animal yang mana cara pengobatannya dengan memanfaatkan ikan yang berada di kolam tersebut.

BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah: KOTA TUA

Selain kolam megalitikum, di Pugung Raharjo juga terdapat sumur yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan roh atau makhluk gaib atau yang dikenal dengan konsep personalistik.

Air dari sumur tersebut dipercaya dapat menyembuhkan penyakit yang mana air tersebut dapat diminum langsung atau digunakan untuk mandi oleh orang yang menderita suatu penyakit.

Tanggapan kami terhadap pengungkapan masyarakat asli lampung  di sekitar situs Taman Purbakala Pugung Raharjo terutama di Desa Toba, Desa Gunung Sugih, Desa Bojong, dan Desa Batu Badak cukup memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana hubungan antara budaya lokal dan lingkungan alam.

Pengungkapan dan sejarah yang telah disampaikan oleh masyarakat dapat menjadi kunci untuk memahami  bagaimana sejarah kehidupan nenek moyang pada zaman megalitikum dan pengetahuan tradisional tentang bagaimana penggunaan tumbuhan dan hewan yang dipercaya dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit-penyakit tertentu serta praktik kearifan lokal yang melekat dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Berdasarkan data yang didapatkan, terdapat dua aspek penting dalam etnobiologi masyarakat Lampung di sekitar situs Taman Purbakala Pugung Raharjo yakni pengobatan tradisional dan pemanfaatan lingkungan alam.

Penggunaan ikan di kolam megalitikum sebagai terapi penyembuhan penyakit dan keyakinan terhadap kekuatan penyembuhan air sumur mencerminkan kekayaan pengetahuan tradisional dalam etnomedisin masyarakat Lampung.

Pengungkapan etnobiologi juga bertindak sebagai wahana untuk mendukung pengelolaan sumber daya hayati bahan pangan secara berkelanjutan.

Hal ini dapat dilakukan melalui pengkajian dan pengembangan pengetahuan lokal, kearifan lokal, dan kecerdasan lokal pengelolaan keanekaragaman hayati (Purwanto, 2020).

Referensi:

Ekwandari, Y.S., & Triaristina, A. (2021). Pemanfaatan Situs Purbakala Pugung Raharjo sebagai Sumber Belajar Sejarah untuk Mahasiswa. Jurnal Fajar Historia, 5(2), 103-116.

Kristiyanto, J., Mamosey, W., & Damis, M. (2020). Budaya Pengobatan Etnomedisin di Desa Porelea Kecamatan Pipikoro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah. Jurnal Holistik, 13(1), 1–15.

Maskun, M.H., Sumargono, S.P., & Perdana, Y. (2021). Situs Megalitikum Lampung. Penerbit Lakeisha.
Prayoga, B.Y., & Widyawati, N. (2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: